Survei: Di China, Seks Sebelum Nikah Sudah Biasa
(Jakarta, Seks pranikah bisa dikatakan berasal dari
kebudayaan Barat dan dilarang keras dilakukan di negara-negara Timur.
Namun dari sebuah survei yang dilakukan pada bulan Maret 2012 terungkap
bahwa banyak pasangan kekasih di China yang telah bercinta sebelum
terikat dalam pernikahan.
Secara mendetail dipaparkan terdapat
71,4 persen responden yang mengaku telah bercinta dengan kekasihnya
sebelum menikah; 43,1 persen responden menganggap seks pranikah itu
sah-sah saja dan hanya 24,6 persen responden yang mengungkapkan
menentang keras hal itu. Padahal berdasarkan sebuah survei serupa pada
tahun 1989, hanya 15 persen responden yang mengaku melakukan seks
pranikah.
Survei terbaru yang digelar majalah Insight China dan
dilakukan oleh Tsinghua Media Survey Lab, Tsinghua University, China ini
melibatkan 1.013 responden. 56 persen diantaranya responden pria dan 44
persen responden wanita yang berasal dari 31 provinsi, kotamadya dan
daerah otonom.
Hampir 70 persen responden berusia 20-39 tahun. 64
Persen pernah mengenyam pendidikan tinggi. Pekerjaan responden
bervariasi mulai dari manajer, pemilik perusahaan swasta, hingga pegawai
negeri dan pelajar.
Selain temuan di atas, peneliti juga
melaporkan bahwa 33,7 persen responden menganggap seks adalah kebutuhan
dasar manusia dan tak ada kaitannya dengan moralitas, sedangkan 27,7
persen responden percaya jika dua orang berhubungan seksual satu sama
lain selama mereka benar-benar saling mencintai, meski itu dilakukan
sebelum menikah.
Survei ini pun menekankan adanya perbedaan pola
pikir antara pria dan wanita tentang seks pranikah. Secara menyeluruh
terdapat 33,5 persen responden wanita yang tak setuju dengan seks
pranikah, tapi responden pria yang tak menyepakatinya hanyalah sebanyak
17,8 persen.
Kemudian survei ini dilanjutkan oleh sebuah situs
blogging mikro terkemuka di China bernama Sina. Di situs itu 19.578
netizen ikut serta dalam survei. 79,4 Persen di antaranya
mengidentifikasi diri mereka sebagai pria.
Dari situ diketahui
86,5 persen responden mengaku telah melakukan seks pranikah atau dengan
kata lain 15,1 persen lebih tinggi daripada survei tercetak.
Menanggapi
hasil survei itu, Li Yinhe, seorang pakar seksologi yang menggelar
survei pada tahun 1989 tentang seks pranikah di China mengatakan bahwa
peningkatan angka seks pranikah ini tak dapat terelakkan.
"Pertama,
tujuan seks sendiri telah berubah. Melahirkan anak bukan lagi alasan
utama dari aktivitas itu. Kedua, ada keinginan yang sangat kuat untuk
bercinta dari para remaja, jauh sebelum mereka mencapai usia yang pas
untuk menikah dan belakangan masa remaja cenderung dimulai lebih cepat
dari sebelumnya. Lagipula seks di luar nikah juga tak lagi dianggap
ilegal di China dan dikembalikan sebagai pilihan personal," terang Yinhe
seperti dilansir dari
mid-day, Rabu (2/1/2013).
Namun
seorang peneliti dari Institute of Sexuality and Gender, Renmin
University of China, Du Juan meragukan bahwa data survei tentang seks
pranikah ini telah merepresentasikan situasi masyarakat China secara
keseluruhan.
Di samping itu, Du dan rekan-rekannya telah
memperoleh kesimpulan lain dari survei nasional tentang seks pranikah
yang mereka gelar sendiri. "China sendiri telah berhasil melakukan
revolusi seksual. Di sisi lain, memilih untuk tidak melakukan seks
pranikah atau menentangnya juga merupakan pilihan personal. Jangan hanya
memilih untuk tidak melakukan seks pranikah karena itu sedang ngetren,"
kata Du.